Akhir-akhir ini gue udah jarang banget ngeblog
cerpen. Bukannya belum ada ide, tapi gue lagi buntu ngembangin ide-ide itu
menjadi sebuah cerita. Sebenernya gue udah bikin beberapa judul cerita, tapi
selalu, hampir dan hampir. Gak pernah ada yang jadi sebuah cerita utuh sampai
tamat. Seperti kata kakak Ariana Grande, almost is never enough #np Ariana
Grande – Almost is never enough. Jadinya gue belum bisa post cerita-cerita itu.
So, daripada liburan ini berjalan tanpa tujuan dan hanya dihabiskan untuk main
Zuma, gue akhirnya terpikir untuk menulis ini. Gak penting juga, sih. Tapi, ya coba
baca aja dulu, lumayan buat ngisi liburan
Kriteria Capar idaman:
CAPAR yang dimaksud disini bukanlah nama dari
sejenis burung (itu camar), bukan kependekan dari kata cari perhatian (itu
caper), bukan sebutan saat butuh makan (itu lapar) dan bukan nama salah satu
adegan dalam sinetron-sinetron alay (itu tampar, gak nyambung memang). Tapi merupakan
kepanjangan dari CAlon PAcaR. Gue menulis ini sebagai jawaban, kenapa selama 16
tahun hidup di dunia fana ini gue masih aja jadi jomblo. Alasannya, ya karena susah
nyari cowok seperti kriteria di bawah ini:
1. Suka
nulis
Gue baru aja nemu sosmed baru yang
bisa digunakan untuk menulis artkel-artikel gitu, kebanyakan artikelnya
lucu-lucu dan yang nulisnya cowok-cowok. Nah, gue maunya yang kayak gitu. cowok
yang suka nulis, walaupun tulisannya ringan, tapi gue terhibur banget. Gue suka
banget sama cowok yang suka dan hobi
nulis. Nulis dalam bentuk apapun. Bisa ngeblog, nulis cerpen, nulis cerita buat
komik, nulis puisi, nulis diary-diary absurd kayak yang lagi “hip”, nulis lirik
lagu, sampai nulis-nulis iseng di buku tulis. Pasti bakal seru kalau bisa tuker
pikiran dan nulis bareng doi. Tapi nyari cowok yang “bener-bener” kayak gitu
susah. Dan karena gue sering nulis, gue bisa bedain mana cowok yang beneran hobi
nulis, dan mana yang bilang hobi nulis cuma buat pencitraan doang, kayak sok-sokan
nulis “a writer” atau “an author” di bio twitter tapi gak antusias sama hal-hal
yang berhubungan sama tulis menulis. Gue setuju sama pencitraan, tapi kalau
terlalu berlebihan sih.. nggak deh
2. Nggak
Alay (normal)
Harus gue akui, gue ini alay. Jadi,
gue harus nyari cowok yang gak Alay supaya hidup gue balance. Gue alay, si doi
normal. Alay sendiri menurut gue adalah cowok yang cengeng, banyak omong, dan hobinya foto-foto… setiap saat. Kalau menurut
gue, cewek suka foto-foto itu gak bisa dibilang alay juga. Wajar aja, cewek kan
memang suka memperhatikan penampilan, tapi kalau cowok punya ratusan foto
dengan gaya-gaya alay dan diupload ke instagram atau ke facebook… itu kesannya
agak rancu-rancu gimana gitu. Selain itu cowok alay juga rentan galau. Selalu galau
dalam berbagai hal, contohnya, dia sering bertanya pertanyaan ini pada temannya
dengan nada galau: “ih, gue iteman ya?” arghh.. please deh, Mr. Barbie.. cowok
kulitnya iteman itu biasa!! baru kulit nambah item aja udah galau. Apalagi…
3. Humoris
Gue dibesarkan di keluarga yang
anti mellow dan gak ada romatis-romantisnya sama sekali. Semua hal kita lalui
dengan ketawa. Itu sebabnya, gue gak suka sama cowok yang sok serius, sok romantis,
dan terlalu drama. Gue suka sama cowok yang nyantai, humoris, gak bikin stress,
tapi tetep ada perhatiaannya. Untuk humoris, dia gak perlu jadi finalis stand
up comedy kompas TV, dan gak perlu bisa bikin buku selucu Raditya Dika, yang
terpenting dia bisa membuat gue selalu ketawa dengan caranya sendiri.
4. Gak
gombal
“aku sayang kamu selamanya”
“cinta sejati aku itu, ya kamu”
“kamu satu-satunya di hatiku”
Prett… gue ilfeel abis banget sama
cowok yang ngomong kayak gini. Apalagi setelah ngomong kayak gini, dia ketahuan
punya pacar selusin. Idih, itu pacar apa gelas? Gue gak ngerti pikirannya
cowok, bilangnya “aku serius, cinta kamu selamanya” tahunya setelah putus, 2
hari kemudian dia udah jadian lagi dengan cewek baru. Terus cinta yang “selamanya”
itu dikemanain? Udah expired? Dan gue yakin, kalau dari dalam hati yang sebenarnya,
cowok itu gak pernah punya kata “gagal move on” dalam kamus hidupnya. “gagal
move on” hanya berlaku bagi para cewek. Sayanganya sekarang nyari cowok tanpa
embel-embel “gombal” itu susah.
Nah, kalau menurut gue seperti itu.
Ini subjektif loh, menurut pendapat gue aja. Kalau kalian, kriteria CAPARnya
gimana?
Sincerely,
CAPARnya
kamu :)
No comments:
Post a Comment