Dec 26, 2013

CAPAR



Akhir-akhir ini gue udah jarang banget ngeblog cerpen. Bukannya belum ada ide, tapi gue lagi buntu ngembangin ide-ide itu menjadi sebuah cerita. Sebenernya gue udah bikin beberapa judul cerita, tapi selalu, hampir dan hampir. Gak pernah ada yang jadi sebuah cerita utuh sampai tamat. Seperti kata kakak Ariana Grande, almost is never enough #np Ariana Grande – Almost is never enough. Jadinya gue belum bisa post cerita-cerita itu. So, daripada liburan ini berjalan tanpa tujuan dan hanya dihabiskan untuk main Zuma, gue akhirnya terpikir untuk menulis ini. Gak penting juga, sih. Tapi, ya coba baca aja dulu, lumayan buat ngisi liburan
Kriteria Capar idaman:
CAPAR yang dimaksud disini bukanlah nama dari sejenis burung (itu camar), bukan kependekan dari kata cari perhatian (itu caper), bukan sebutan saat butuh makan (itu lapar) dan bukan nama salah satu adegan dalam sinetron-sinetron alay (itu tampar, gak nyambung memang). Tapi merupakan kepanjangan dari CAlon PAcaR. Gue menulis ini sebagai jawaban, kenapa selama 16 tahun hidup di dunia fana ini gue masih aja jadi jomblo. Alasannya, ya karena susah nyari cowok seperti kriteria di bawah ini:
1.      Suka nulis
Gue baru aja nemu sosmed baru yang bisa digunakan untuk menulis artkel-artikel gitu, kebanyakan artikelnya lucu-lucu dan yang nulisnya cowok-cowok. Nah, gue maunya yang kayak gitu. cowok yang suka nulis, walaupun tulisannya ringan, tapi gue terhibur banget. Gue suka banget sama cowok yang suka dan  hobi nulis. Nulis dalam bentuk apapun. Bisa ngeblog, nulis cerpen, nulis cerita buat komik, nulis puisi, nulis diary-diary absurd kayak yang lagi “hip”, nulis lirik lagu, sampai nulis-nulis iseng di buku tulis. Pasti bakal seru kalau bisa tuker pikiran dan nulis bareng doi. Tapi nyari cowok yang “bener-bener” kayak gitu susah. Dan karena gue sering nulis, gue bisa bedain mana cowok yang beneran hobi nulis, dan mana yang bilang hobi nulis cuma buat pencitraan doang, kayak sok-sokan nulis “a writer” atau “an author” di bio twitter tapi gak antusias sama hal-hal yang berhubungan sama tulis menulis. Gue setuju sama pencitraan, tapi kalau terlalu berlebihan sih.. nggak deh

2.      Nggak Alay (normal)
Harus gue akui, gue ini alay. Jadi, gue harus nyari cowok yang gak Alay supaya hidup gue balance. Gue alay, si doi normal. Alay sendiri menurut gue adalah cowok yang cengeng, banyak omong, dan  hobinya foto-foto… setiap saat. Kalau menurut gue, cewek suka foto-foto itu gak bisa dibilang alay juga. Wajar aja, cewek kan memang suka memperhatikan penampilan, tapi kalau cowok punya ratusan foto dengan gaya-gaya alay dan diupload ke instagram atau ke facebook… itu kesannya agak rancu-rancu gimana gitu. Selain itu cowok alay juga rentan galau. Selalu galau dalam berbagai hal, contohnya, dia sering bertanya pertanyaan ini pada temannya dengan nada galau: “ih, gue iteman ya?” arghh.. please deh, Mr. Barbie.. cowok kulitnya iteman itu biasa!! baru kulit nambah item aja udah galau. Apalagi…

3.      Humoris
Gue dibesarkan di keluarga yang anti mellow dan gak ada romatis-romantisnya sama sekali. Semua hal kita lalui dengan ketawa. Itu sebabnya, gue gak suka sama cowok yang sok serius, sok romantis, dan terlalu drama. Gue suka sama cowok yang nyantai, humoris, gak bikin stress, tapi tetep ada perhatiaannya. Untuk humoris, dia gak perlu jadi finalis stand up comedy kompas TV, dan gak perlu bisa bikin buku selucu Raditya Dika, yang terpenting dia bisa membuat gue selalu ketawa dengan caranya sendiri.

4.      Gak gombal
“aku sayang kamu selamanya”
“cinta sejati aku itu, ya kamu”
“kamu satu-satunya di hatiku”
Prett… gue ilfeel abis banget sama cowok yang ngomong kayak gini. Apalagi setelah ngomong kayak gini, dia ketahuan punya pacar selusin. Idih, itu pacar apa gelas? Gue gak ngerti pikirannya cowok, bilangnya “aku serius, cinta kamu selamanya” tahunya setelah putus, 2 hari kemudian dia udah jadian lagi dengan cewek baru. Terus cinta yang “selamanya” itu dikemanain? Udah expired? Dan gue yakin, kalau dari dalam hati yang sebenarnya, cowok itu gak pernah punya kata “gagal move on” dalam kamus hidupnya. “gagal move on” hanya berlaku bagi para cewek. Sayanganya sekarang nyari cowok tanpa embel-embel “gombal” itu susah.

Nah, kalau menurut gue seperti itu. Ini subjektif loh, menurut pendapat gue aja. Kalau kalian, kriteria CAPARnya gimana?


Sincerely,

CAPARnya kamu :)


No comments:

Post a Comment